Sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih kurang 500 kabupaten / kota dan budaya, serta bahasa daerah yang sangat beragam, Indonesia punya banyak festival bertaraf internasional yang sangat unik dan menarik. Berikut ini adalah 5 di antaranya.
1. Jember Fashion Carnaval
Sejak perhelatan event “Jember Fashion Carnaval” (JFC) pertama kali, yaitu pada tanggal 1 Januari 2003, event ini langsung menarik perhatian penggiat fashion. Hal ini pula yang mendorong penyelenggaraan JFC 2 di tahun yang sama. Keunikanevent ini terletak pada konsep acara yang menggunakan jalan raya sebagai catwalk dan tema-tema unik yang selalu berbeda di setiap penyelenggaraannya. Keberhasilan para peserta karnaval dalam menarik perhatian dunia internasional membuat mereka diundang ke berbagai negara untuk memamerkan karya mereka. Di tahun 2015 ini, JFC akan berlangsung pada tanggal 26-30 Agustus 2015. Selepas menikmati sajian JFC, Anda juga bisa berkunjung ke Pantai Tanjung Papuma yang sudah sangat terkenal.
2. Dieng Culture Festival
Keramahan masyarakat dan kemeriahan acara “Dieng Culture Festival” (DCF) akan menghangatkan Anda dari dinginnya udara di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, apalagi jika Anda menghadirinya bersama dengan teman-teman. DCF telah ada sejak tahun 2010 dan selalu berhasil menyedot perhatian puluhan ribu orang, termasuk wisatawan asing. Festival ini selalu menyuguhkan sebuah perpaduan yang menarikl antara seni tradisi dan kekayaan indie, serta kontemporer. Tidak hanya itu, DCF juga menggabungkan budaya dengan wahana wisata alam dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Dieng.
3. Solo Batik Carnival
Sebagai salah satu “UNESCO World Intangible Heritage” maka popularitas batik sudah tak bisa dipungkiri lagi. Setiap eventyang berkaitan dengan batik pun hampir tak pernah sepi peminat, termasuk event “Solo Batik Carnival” (SBC) yang sudah berlangsung sejak tahun 2008. Pada tahun 2015 ini, SBC akan digelar pada tanggal 12-14 Juni 2015 di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga ke depan Balai Kota Solo. Hal ini terinspirasi dari event JFC yang menggunakan jalan raya sebagaicatwalk.Setiap tahunnya, SBC selalu mempunyai tema unik yang akan peserta karnaval wujudkan ke dalam rancangan kostumnya. Meski mirip dan terinspirasi dari JFC, namun yang membuat event SBC sangat berbeda adalah penggunaan batik sebagai bahan dasar kostum. Tak heran jika saat mengikuti Chingay Festival di Singapura, delegasi Solo Batik Carnival mendapat apresiasi meriah dari penonton.
4. Festival Danau Kelimutu
Festival Danau Kelimutu, biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus dan digelar untuk menghormati tradisi ritual “Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata” dari kelompok etnis Lio di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Etnis Lio percaya bahwa Danau Kelimutu adalah tempat semua jiwa kembali setelah perjalanan hidup berakhir. Ritual itu juga menjadi ungkapan rasa syukur atas tahun lalu dan permohonan doa, berkat, kesejahteraan, kesehatan, serta kehidupan yang baik untuk tahun mendatang. Selain itu, masyarakat menggunakan kesempatan ini sebagai pameran kuliner dan kerajinan tangan khas NTT.
Untuk mencapai Danau Kelimutu, pertama kali Anda harus terbang ke Ende lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil sewaan atau angkutan umum hingga ke Desa Moni yang terletak di kaki Gunung Kelimutu. Dari Desa Moni Anda tinggal melanjutkan perjalanan dengan ojeg, mobil sewaan, atau trekking. Jangan lupa juga untuk melihat matahari terbit saat Anda ke tempat ini.
5. Bromo Yadnya Kasada
Upacara “Yadnya Kasada” di Gunung Bromo digelar setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger. Menurut perkiraan, pada tahun 2015 upacara akan berlangsung di sekitar bulan Agustus. Upacara sesembahan atau sesajen ini adalah untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, terutama Roro Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Joko Seger (Putra Brahmana). Upacara adat ini bertempat di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo dan mulai dari tengah malam hingga dini hari. Tujuan upacara adalah mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo. Dalam festival ini suku Tengger akan melemparkan sesajen berupa sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah gunung itu.
Sumber : skyscanner.co.id
1. Jember Fashion Carnaval
Sejak perhelatan event “Jember Fashion Carnaval” (JFC) pertama kali, yaitu pada tanggal 1 Januari 2003, event ini langsung menarik perhatian penggiat fashion. Hal ini pula yang mendorong penyelenggaraan JFC 2 di tahun yang sama. Keunikanevent ini terletak pada konsep acara yang menggunakan jalan raya sebagai catwalk dan tema-tema unik yang selalu berbeda di setiap penyelenggaraannya. Keberhasilan para peserta karnaval dalam menarik perhatian dunia internasional membuat mereka diundang ke berbagai negara untuk memamerkan karya mereka. Di tahun 2015 ini, JFC akan berlangsung pada tanggal 26-30 Agustus 2015. Selepas menikmati sajian JFC, Anda juga bisa berkunjung ke Pantai Tanjung Papuma yang sudah sangat terkenal.
2. Dieng Culture Festival
Keramahan masyarakat dan kemeriahan acara “Dieng Culture Festival” (DCF) akan menghangatkan Anda dari dinginnya udara di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, apalagi jika Anda menghadirinya bersama dengan teman-teman. DCF telah ada sejak tahun 2010 dan selalu berhasil menyedot perhatian puluhan ribu orang, termasuk wisatawan asing. Festival ini selalu menyuguhkan sebuah perpaduan yang menarikl antara seni tradisi dan kekayaan indie, serta kontemporer. Tidak hanya itu, DCF juga menggabungkan budaya dengan wahana wisata alam dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Dieng.
3. Solo Batik Carnival
Sebagai salah satu “UNESCO World Intangible Heritage” maka popularitas batik sudah tak bisa dipungkiri lagi. Setiap eventyang berkaitan dengan batik pun hampir tak pernah sepi peminat, termasuk event “Solo Batik Carnival” (SBC) yang sudah berlangsung sejak tahun 2008. Pada tahun 2015 ini, SBC akan digelar pada tanggal 12-14 Juni 2015 di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga ke depan Balai Kota Solo. Hal ini terinspirasi dari event JFC yang menggunakan jalan raya sebagaicatwalk.Setiap tahunnya, SBC selalu mempunyai tema unik yang akan peserta karnaval wujudkan ke dalam rancangan kostumnya. Meski mirip dan terinspirasi dari JFC, namun yang membuat event SBC sangat berbeda adalah penggunaan batik sebagai bahan dasar kostum. Tak heran jika saat mengikuti Chingay Festival di Singapura, delegasi Solo Batik Carnival mendapat apresiasi meriah dari penonton.
4. Festival Danau Kelimutu
Festival Danau Kelimutu, biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus dan digelar untuk menghormati tradisi ritual “Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata” dari kelompok etnis Lio di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Etnis Lio percaya bahwa Danau Kelimutu adalah tempat semua jiwa kembali setelah perjalanan hidup berakhir. Ritual itu juga menjadi ungkapan rasa syukur atas tahun lalu dan permohonan doa, berkat, kesejahteraan, kesehatan, serta kehidupan yang baik untuk tahun mendatang. Selain itu, masyarakat menggunakan kesempatan ini sebagai pameran kuliner dan kerajinan tangan khas NTT.
Untuk mencapai Danau Kelimutu, pertama kali Anda harus terbang ke Ende lalu melanjutkan perjalanan dengan mobil sewaan atau angkutan umum hingga ke Desa Moni yang terletak di kaki Gunung Kelimutu. Dari Desa Moni Anda tinggal melanjutkan perjalanan dengan ojeg, mobil sewaan, atau trekking. Jangan lupa juga untuk melihat matahari terbit saat Anda ke tempat ini.
5. Bromo Yadnya Kasada
Upacara “Yadnya Kasada” di Gunung Bromo digelar setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger. Menurut perkiraan, pada tahun 2015 upacara akan berlangsung di sekitar bulan Agustus. Upacara sesembahan atau sesajen ini adalah untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, terutama Roro Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Joko Seger (Putra Brahmana). Upacara adat ini bertempat di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo dan mulai dari tengah malam hingga dini hari. Tujuan upacara adalah mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo. Dalam festival ini suku Tengger akan melemparkan sesajen berupa sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah gunung itu.
Sumber : skyscanner.co.id
Comments
Post a Comment