Kementerian ESDM mencatat sejak kenaikan harga BBM tahun 2003, angka kemiskinan di Indonesia justru mengalami penurunan. Hal ini lantaran pemerintah sudah mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke sektor infrastruktur.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, data Kementerian ESDM mencatat ketika harga BBM bersubsidi bernilai Rp1.800 per liter, angka kemiskinan berada di angka 37 persen dari total populasi Indonesia pada 2004."Sedangkan pada 2013 ketika harga BBM bersubsidi seharga Rp 6.500 per liter, angka kemiskinan berada di angka 25 persen.
Peningkatan permintaan BBM bersubsidi membuktikan hal tersebut," jelas dia di gedung DPD Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Sudirman menyebut, saat ini yang dibutuhkan rakyat Indonesia saat ini justru bukanlah pemberian subsidi BBM yang tidak tepat sasaran, tapi bagaimana meningkatkan rasio elektrifikasi agar mampu membantu percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Sekarang rasio elektrifikasi di Jawa saja sudah 23.000 megawatt (mw), namun kita khawatir untuk daerah-daerah seperti Sumatera dan Kalimantan yang pertumbuhan penduduknya makin pesat dan membutuhkan energi lebih banyak," katanya."Makanya kita perlu ambisius untuk menciptakan pembangkit listrik sebesar 35.000 mw mendatang, namun persiapannya cukup banyak," tambah dia.
(Economy.okezone.com)
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, data Kementerian ESDM mencatat ketika harga BBM bersubsidi bernilai Rp1.800 per liter, angka kemiskinan berada di angka 37 persen dari total populasi Indonesia pada 2004."Sedangkan pada 2013 ketika harga BBM bersubsidi seharga Rp 6.500 per liter, angka kemiskinan berada di angka 25 persen.
Peningkatan permintaan BBM bersubsidi membuktikan hal tersebut," jelas dia di gedung DPD Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Sudirman menyebut, saat ini yang dibutuhkan rakyat Indonesia saat ini justru bukanlah pemberian subsidi BBM yang tidak tepat sasaran, tapi bagaimana meningkatkan rasio elektrifikasi agar mampu membantu percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Sekarang rasio elektrifikasi di Jawa saja sudah 23.000 megawatt (mw), namun kita khawatir untuk daerah-daerah seperti Sumatera dan Kalimantan yang pertumbuhan penduduknya makin pesat dan membutuhkan energi lebih banyak," katanya."Makanya kita perlu ambisius untuk menciptakan pembangkit listrik sebesar 35.000 mw mendatang, namun persiapannya cukup banyak," tambah dia.
(Economy.okezone.com)
Comments
Post a Comment