PT Perusahaan Gas Negara (Persero) secara resmi telah membeli kepemilikan saham sebesar 11,66% di Blok Muara Bakau dan 0,038% di proyek Indonesia Deepwater Development (IDD)
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) secara resmi telah membeli kepemilikan saham sebesar 11,66% di Blok Muara Bakau dan 0,038% di proyek Indonesia Deepwater Development (IDD).
Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup mengatakan, kepemiliki perseroan saham pada dua blok itu melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia. SEI membeli saham dari GDF Suez Exploration Indonesia BV, anak usaha dari GDF Suez E&P International SA.
“Kepemilikan saham sebesar 11,66% di Muara Bakau dan 0,038% di IDD ini dibayar dalam bentuk tunai,” kata dia dalam siaran resminya, kemarin.
GDF Suez sebelumnya memiliki saham di Blok Muara Bakau sebesar 45%, sisanya dipegang oleh Eni Muara Bakau BV (55%). Sementara di Proyek IDD, GDF Suez tidak secara langsung memegang hak partisipasi.
“Kepemilikan GDF Suez di IDD karena adanya unitisasi (penyatuan) Lapangan Maha dengan wilayah kerja sebelahnya pada Juni 2008,” jelas Heri.
Blok Muara Bakau berlokasi di bagian timur Kutai basin, Provinsi Kalimantan Timur. Proyek dengan total investasi US$ 4 miliar ini saat ini masih dalam tahap pengembangan Lapangan Jangkrik dan Northeast Jangkrik. Blok ini ditargetkan mulai berproduksi pada 2017 dan bisa mencapai puncak produksi 450 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd). Selain gas, blok ini juga memproduksi kondensat 1.500 barel per hari (bph).
Sementara Proyek IDD yang dioperatori Chevron imenggabungkan empat kontrak kerja sama yaitu Ganal, Rapak, Makassar Strait, dan Muara Bakau. Lapangan Bangka akan menghasilkan gas sekitar 150 mmscfd, Gehem Hub sebesar 420 mmscfd dan kondensat 25 ribu barel per hari (bph), serta lapangan Gendalo Hub mencapai 700 mmscfd dan 25 ribu bph kondensat.
Saat ini, Proyek IDD masih pada tahap revisi POD. Dalam laporan akhir tahunnya, kepemilikan saham PGN di blok migas bertujuan untuk menambah ketersediaan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada jangka panjang. Dengan menjadi operator pada salah satu blok di hulu, PGN melalui SEI memperkuat posisi sebagai perusahaan penyedia energi berkelas dunia.
Sebelumnya, PGN telah membeli hak partisipasi Hess di Blok Pangkah sebesar 25% pada 2013. Kepemilikan di Blok Pangkah ini kemudian ditambah menjadi 75% pada 2014. PGN melalui SEI juga telah memiliki saham di Blok Ketapang, Jawa Timur dan Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah.
Sementara di luar negeri, Saka Energi telah membeli saham Swift Energi Co sebesar 36% pada Blok Eagle Ford di Texas, Amerika Serikat. Transaksi senilai US$ 175 juta ini dibayar tunai US$ 125 juta dan sisa US$ 50 juta dibayarkan di masa mendatang dalam bentuk dana pengembang.
Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup mengatakan, kepemiliki perseroan saham pada dua blok itu melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia. SEI membeli saham dari GDF Suez Exploration Indonesia BV, anak usaha dari GDF Suez E&P International SA.
“Kepemilikan saham sebesar 11,66% di Muara Bakau dan 0,038% di IDD ini dibayar dalam bentuk tunai,” kata dia dalam siaran resminya, kemarin.
GDF Suez sebelumnya memiliki saham di Blok Muara Bakau sebesar 45%, sisanya dipegang oleh Eni Muara Bakau BV (55%). Sementara di Proyek IDD, GDF Suez tidak secara langsung memegang hak partisipasi.
“Kepemilikan GDF Suez di IDD karena adanya unitisasi (penyatuan) Lapangan Maha dengan wilayah kerja sebelahnya pada Juni 2008,” jelas Heri.
Blok Muara Bakau berlokasi di bagian timur Kutai basin, Provinsi Kalimantan Timur. Proyek dengan total investasi US$ 4 miliar ini saat ini masih dalam tahap pengembangan Lapangan Jangkrik dan Northeast Jangkrik. Blok ini ditargetkan mulai berproduksi pada 2017 dan bisa mencapai puncak produksi 450 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd). Selain gas, blok ini juga memproduksi kondensat 1.500 barel per hari (bph).
Sementara Proyek IDD yang dioperatori Chevron imenggabungkan empat kontrak kerja sama yaitu Ganal, Rapak, Makassar Strait, dan Muara Bakau. Lapangan Bangka akan menghasilkan gas sekitar 150 mmscfd, Gehem Hub sebesar 420 mmscfd dan kondensat 25 ribu barel per hari (bph), serta lapangan Gendalo Hub mencapai 700 mmscfd dan 25 ribu bph kondensat.
Saat ini, Proyek IDD masih pada tahap revisi POD. Dalam laporan akhir tahunnya, kepemilikan saham PGN di blok migas bertujuan untuk menambah ketersediaan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada jangka panjang. Dengan menjadi operator pada salah satu blok di hulu, PGN melalui SEI memperkuat posisi sebagai perusahaan penyedia energi berkelas dunia.
Sebelumnya, PGN telah membeli hak partisipasi Hess di Blok Pangkah sebesar 25% pada 2013. Kepemilikan di Blok Pangkah ini kemudian ditambah menjadi 75% pada 2014. PGN melalui SEI juga telah memiliki saham di Blok Ketapang, Jawa Timur dan Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah.
Sementara di luar negeri, Saka Energi telah membeli saham Swift Energi Co sebesar 36% pada Blok Eagle Ford di Texas, Amerika Serikat. Transaksi senilai US$ 175 juta ini dibayar tunai US$ 125 juta dan sisa US$ 50 juta dibayarkan di masa mendatang dalam bentuk dana pengembang.
Comments
Post a Comment